Revolusi Industri Pertambangan 4.0 di bidang Eksplorasi Tambang
Kegiatan eksplorasi adalah salah satu tahapan penting yang akan menentukan suksesnya kegiatan penambangan. Kegiatan eksplorasi dapat dianalogikan kegiatan riset dan pengembangan (research and development – RnD), yang mempunyai resiko yang besar jika dipandang dari aspek bisnis. Walaupun hal ini penuh dengan resiko, namun kegiatan ini tidak dapat ditiadakan mengingat perusahaan tambang akan selalu memerlukan cadangan untuk keberlangsungan kegiatan penambangan mineral atau batubara di masa mendatang.
Kegiatan eksplorasi tambang memakan waktu yang tidak sebentar dan dana yang besar. Waktu 10-15 tahun untuk mendapatkan lokasi yang nilai ekonomis adalah waktu yang lazim, mengingat kegiatan eksplorasi biasanya dilakukan di tempat yang masih minim akses transportasi dan terpencil. Kegiatan eksplorasi tidak hanya dilakukan untuk perusahaan tambang yang baru akan beroperasi, namun juga untuk perusahaan tambang yang telah beroperasi. Perusahaan tambang yang telah berjalan tersebut memerlukan sumberdaya dan cadangan yang baru sehingga ketersediaan material tambang dapat tetap terjaga.
Gambar 1. Rangkaian kegiatan penambangan dari sejak eksplorasi, eksploitasi dan ekstraksi (Sumber: KK Eksplorasi Sumber Daya Bumi)
Di era saat ini, berkembang Revolusi industri 4.0 yang merupakan transformasi dari proses perancangan (manufacturing) yang bersifat tradisional dengan melibatkan sistem digital dan internet, juga telah berlangsung di industri pertambangan. Revolusi Industri 4.0 tersebut adalah pengaplikasian Coding/Computational Thinking, Big Data Analysis, Artificial Intelligence (AI), dan Sustainability. Penerapan revolusi industri ini di industri pertambangan dikenal istilah revolusi pertambangan 4.0 (Mining 4.0). Di antara ke empat isu strategis, maka isu tentang keberlanjutan (sustainability) di dunia pertambangan mempunyai kekhususan. Hal ini tercermin dalam pemberian materi perkuliahan yang selalu berdasar pada kaidah penambangan yang baik (Good Mining Practice) dengan tetap mempertimbangkan aspek keberlanjutan untuk generasi berikutnya.
Gambar 2. Revolusi Industri 4.0
Sumber: https://dzone.com/articles/industry-40-the-top-9-trends-for-2018
Data yang dikumpulkan selama kegiatan eksplorasi merupakan asset yang bernilai sangat penting, sesuai dengan jargon Data is the new gold. Dengan berkembangnya revolusi industri tambang 4.0, berbagai teknologi baru mulai diaplikasikan sejak tahapan eksplorasi tambang. Misalkan pesawat nirawak (Unmanned Aerial Vehicle – UAV) dan drone yang dapat mengirimkan gambar maupun video terbaru, dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan teknis. Pembuatan peta topografi, peninjauan aspek geoteknik, maupun untuk kegiatan perencanaan dapat dilakukan dengan cepat dan terukur. Kegiatan perencanaan kegiatan pemetaan regional atau pengambilan sampel di lokasi-lokasi yang terpencil. Kegiatan pemetaan di terowongan secara cepat juga telah melibatkan penggunaan teknologi yang mutakhir melalui teknologi yang bernama uGPS atau 3D Laser Mapping. Data terkoneksi secara realtime, sehingga kemajuan terowongan tambang dapat terus dipantau, yang juga dapat di sinergikan dengan pemetaan geologi dan alterasi secara bersamaan. Di bidang mineralogi dan geometalurgi, teknologi QEM-SCAN (Quantitative Evaluation of Minerals by Scanning Electron Microscope) dan MLA (Mineral Liberation Analysisi) dapat melakukan analisa mineral secara kuantitatif dan otomatis.
Artikel oleh KK Eksplorasi Sumber Daya Bumi – FTTM ITB