Single Blog Title

This is a single blog caption
20 Nov 2020

Total Eksplorasi pada Lahan Bekas Tambang Timah untuk Mendukung Program Konservasi Mineral di Pulau Belitung

/
Posted By

Mineral dan logam adalah material penting yang dimanfaatkan untuk keperluan masyarakat modern. Aktivitas pertambangan menggerakkan perekonomian warga dengan menyediakan lapangan pekerjaan, pembangunan infrastruktur dan menambah pemasukan untuk daerah dan negara. Hal ini selaras dengan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals – SDGs) yang dicanangkan oleh Perserikatan Bangsa Bangsa dan menjadi salah satu program strategis dari Indonesia, antara lain pengentasan kemiskinan, ketersediaan energi yang ramah dan murah, terwujudnya daerah dengan air yang bersih dan sanitasi yang baik, serta keberlanjutan daerah dan komunitas.

Kegiatan penambangan timah di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1851, diawali oleh perusahaan Billiton yang melakukan eksplorasi di Pulau Belitung. Aktivitas penambangan timah ini berlanjut terus hingga saat ini, dan menempatkan Indonesia sebagai negara pengekspor timah terbesar kedua di dunia setelah Cina (World Mining Data, 2019). Aktivitas penambangan timah di daratan dilakukan dengan cara menggali dan memisahkan lapisan penutup untuk mendapatkan lapisan bijih timah untuk diberaikan dengan sistem tambang semprot maupun dengan penambangan terbuka.

Gambar 1. Kegiatan penambangan timah oleh rakyat di Belitung

Mengingat semakin terbatasnya jumlah cadangan timah karena aktivitas penambangan, diperlukan adanya eksplorasi lanjutan pada bekas-bekas penambangan, terutama di wilayah bekas tambang rakyat dan daerah yang terganggu. Wilayah ini pada umumnya tidak memperhatikan prinsip konservasi sumberdaya mineral dan kaidah penambangan yang baik (good mining practice). Eksplorasi dapat dilakukan dengan mengidentifikasi karakteristik mineral pada masing-masing lapisan penutup (overburden), kaksa dan lapisan tailing (material sisa tambang).

Total eksplorasi dilakukan dilakukan untuk melakukan konservasi sumberdaya mineral serta potensi adanya mineral-mineral ikutan yang berharga seperti mineral tanah jarang yang belum terdata sebelumnya. Metode eksplorasi non-konvensional ini menggabungkan studi mineralogy dan inderaja, yang dapat diaplikasikan pada daerah yang telah terdampak, misalnya pada tambang aktif untuk mencari sumberdaya dan cadangan baru. Tujuan dari total eksplorasi ini diharapkan dapat mengidentifikasi mineral-mineral yang menjadi penciri pada masing-masing lapisan, sehingga diharapkan teridentifikasi sisa cadangan untuk dapat dikaji kembali kelayakannya, yang menunjang program Sustainable Development Goals Indonesia.

Gambar 2. Kegiatan penambangan kaolin di Belitung

Penelitian tentang eksplorasi di bekas tambang timah ini didanai melalui skema Riset ITB 2020 diketuai oleh Dr.mont. Ir. Andy Yahya Al Hakim, dengan anggota peneliti Ir. M. Nur Heriawan. P.hD. dan Ir. Arie Naftali Hawu Hede, P.hD, serta dibantu oleh beberapa asisten peneliti S1 dan S2. Hasil penelitian dipublikasikan pada konferensi internasional 3rd Conference of The Arabian Journal of Geoscience (CAJG), Tunisia yang dipresentasikan secara online. Extended Abstract pada penelitian ini dapat diunduh di laman ini.  Video presentasi dari penelitian ini telah diunggah di kanal youtube pada link ini .